Qin shi huang: sang pendiri Dinasti Qin


Latar Belakang dan Awal Naik Tahta


Lahir sekitar tahun 259 SM dengan nama pribadi Ying Zheng, ia adalah putra Raja Zhuangxiang dari Qin. Ia menjadi raja (王) Qin pada usia 13 tahun, setelah ayahnya meninggal. Periode awal pemerintahannya banyak dikelola oleh perdana mentri Lu Buwei sebagai resi (regent) .


Penyatuan Tiongkok


Pada 221 SM, melalui strategi militer, intelijen, dan diplomasi, Ying Zheng berhasil menundukkan enam negara-negara lain dan secara resmi menyatukan Tiongkok. Ia kemudian mengubah gelarnya menjadi Qin Shi Huangdi (“Kaisar Pertama Qin”) .


Reformasi Pemerintahan dan Standarisasi

Untuk menyatukan wilayahnya, Qin Shi Huang menyatukan sistem hukum, satuan ukur, lebar gandar kereta, mata uang, dan sistem tulisan—langkah-langkah penting yang membentuk fondasi administrasi Tiongkok masa depan .


Proyek Megah dan Konstruksi Monumental

Ia memulai pembangunan Tembok Besar Tiongkok sebagai langkah pertahanan awal terhadap ancaman dari utara .


Membangun Epang Palace, sebuah istana raksasa yang megah, meski belum selesai saat kematiannya .


Ia juga menciptakan dua belas patung raksasa dari perunggu — Twelve Metal Colossi — hasil daur ulang senjata musuh yang ditampilkan di istananya .


Kematian dan Kompleks Makam

Qin Shi Huang wafat pada 210 SM di wilayah timur Tiongkok .

Makamnya, di Gunung Li dekat Xi’an, dirancang sebagai miniatur kota kekaisaran. Kompleks ini mencakup istana bawah tanah, sungai mercury, langit-langit berbintang, dan lanskap terstruktur—semua dibangun menggunakan tenaga sekitar 700.000 pekerja paksa .


Tentara Terrakota dan Penemuan Arkeologis

Salah satu temuan paling menakjubkan adalah Tentara Terrakota—sekitar 8.000 patung prajurit, kuda, dan kereta yang diletakkan untuk menjaga kaisar di akhirat .


Situs tersebut baru ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1974 oleh para petani yang menggali sumur, memicu dekade eksplorasi arkeologi berikutnya .


Penemuan terbaru mencakup patung seorang jenderal berukuran hidup dengan atribut lengkap—temuan pertama jenisnya dalam 30 tahun .


Sebuah peti mati besar — kemungkinan milik Pangeran Gao, putra kaisar — ditemukan dengan berbagai artefak kaya seperti jade, uang perunggu, dan unta emas-begirasi; temuan ini bisa mengonfirmasi legenda kuno dari "Shiji" karya Sima Qian .



Kontroversi dan Pemerintahan Otoriter

Pemerintahannya dikenal kejam—menekan oposisi intelektual dengan membakar buku dan mengubur hidup-hidup sarjana Konfusian (atas saran Li Si) .


Proyek pembangunan besar dilaksanakan melalui tenaga kerja paksa dan hukuman keras, yang memperkuat citra tiran dalam catatan sejarah Confucian yang ditulis kemudian .



Warisan dan Penilaian Sejarah


Meskipun dinastinya runtuh tak lama setelah kematiannya, struktur pemerintahan, standar hukum, dan administrasi yang ia tetapkan tetap mendominasi sistem kekaisaran Tiongkok selanjutnya .


Ia tetap menjadi figur kontroversial: beberapa melihatnya sebagai reformator visioner, yang lain sebagai tiran kejam. Namun warisannya—jembatan pemerintahan, budaya, dan konstruksi besar—tetap tak terbantahkan .

Aspek Penjelasan

Identitas Qin Shi Huang (Ying Zheng), kaisar pertama penyatu Tiongkok

Reformasi Standarisasi bahasa, hukum, ukuran, tulisan

Proyek Besar Tembok Besar, Epang Palace, Twelve Metal Colossi

Makam dan Terrakota Kompleks makam raksasa + sekitar 8.000 patung terrakota

Pemerintahan Otoriter, pemusnahan intelektual, tenaga kerja paksa

Warisan Fondasi pemerintahan kekaisaran Tiongkok selanjutnya

Komentar